|
Wísata Pantaí Klayar Pacítan - pic |
Pantaí Klayar Pacítan terletak dí Desa Kalak, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacítan, Provínsí Jawa Tímur. Pantaí klayar adalah salah satu pantaí yang populer dan seríng díkunjungí oleh para wísatawan darí berbagaí daerah. Pantaí klayar pacítan memílíkí pesona dan menyímpan sejuta keíndahan serta místerí yang menjadíkan pengunjung terpesona. Wísata pantaí klayar pacítan íní memílíkí pasír pantaí yang berwarna putíh kecoklatan yang sangat lembut dan bersíh. Bagían tengah pantaí terdapat sebuah bebatuan karang yang tídak hanya sekadar hasíl darí erosí aír laut. Konon katanya batu tersebut merupakan hasíl pertarungan makhluk gaíb yang terjadí dí Pantaí Klayar. Batu Karang yang tersebut tersambung dengan bebatuan Karang yang ada dí pínggíran Pantaí Klayar bahkan bísa dídakí karena sudah dísedíakan tangga darí beton sehíngga mudah díakses oleh pengunjung.
Pantaí klayar juga memílíkí atraksí yang seríng díadakan dí pantaí klayar íní. Atraksí tersebut adalah atraksí Serulíng Samudra yang seríng dínantí bagí yang berkunjung ke wísata íní. Serulíng Samudra merupakan sebutan untuk sebuah Lubang Batu Karang yang berada dí balík tebíng. Dínamakan Serulíng Samudra karena ketíka angín dan aír laut menembus lubang tersebut, maka akan terdengar sepertí suara serulíng darí laut. Keuníkan darí pantaí klayar íní adalah sebuah aír mancur yang berada dí tengah laut setínggí 10 híngga 15 meter. Bukan hanya ítu saja, dísíní juga terdapat sebuah fenomena alam yang dímana terdapat bebatuan yang míríp dengan Patung Sphínx yaítu Patung Sínga dengan Kepala Manusía yang ada dí Mesír. Keuníkan tebíng batu tersebut seríng kalí díjadíkan objek wísata oleh para wísatawan Pantaí Klayar. Wísata íní tídak akan membuat pengunjung bosan saat díkunjungí.
Kota pacítan juga terkenal dengan nama kota seríbu satu goa yang dímana dísíní adalah tempat kelahíran presíden Rí ke 6 yaítu bapak susílo bambang yudhoyono. Goa-goa tersebut berhías stalagtít dan stalakmít. Dua goa yang sangat terkenal dí kota pacítan yang sangat terkenal yaítu goa tabuhan dan goa gong yang konon merupakan goa tercantík dí asía. Selaín Pantaí Klayar, kota pacítan juga memílíkí wísata pantaí laín sepertí pantaí teleng ría, pantaí watu karang, pantaí banyu tíbo, pantaí soge, pantaí srau, pantaí taman dan pantaí bayutan.
Pantaí klayar juga sebagaí tempat objek wísata favorít dí Provínsí jawa tímur. Pantaí klayar juga menyímpan sebuah místerí atau mítos tentang tíga sumur yang terdapat dí belakang tebíng batu. Menurut kepercayaan warga setempat, dua darí tíga sumur tersebut yaítu sumur sunyarata dan sumur cíndelaras. Konon katanya jíka pengunjung membasuh wajah dengan aír sumur, maka wajahnya akan memancarkan aura kebaíkan. Sumur pertama bentuknya palíng besar dan dígunakan untuk memandíkan serta mengobatí kuda balap. Sumur kedua dan ketíga yang berukuran lebíh kecíl yaítu sumber aír kebaíkan menurut warga setempat. Dítempat íní juga banyak terdapat pohon kelapa. Darí atas bukít atau tebíng pengunjung dapat mengambíl gambar yang índa, bagí pengunjung yang hobí dengan photography.
Deburan ombak pantaí íní cukup besar dan memílíkí karang-karang yang menambah keíndahan pantaí íní. Dí atas batu karang pengunjung dapat melíhat hewan laut sepertí bíntang laut, kerang-kerangan, límpet dan rumput laut. Aktífítas warga setempat adalah memanjat pohon kelapa untuk mengambíl níra yang dígunakan sebagaí bahan baku pembuatan gula jawa. Dísíní juga terdapat makanan dan mínuman khas jawa tímur.
Sejarah Síngkat Pantaí Klayar Pacítan
Pantaí klayar mempunyaí kísah díbalík nama klayar ítu sendírí yang dímana terdapat dua versí ceríta yang berbeda. Versí pertama mengungkapkan bahwa dahulu kala ada sebuah Perahu yang díterjang Ombak besar dan terdampar dí Pantaí íní. Perahu yang terombang ambíng díterjang Ombak sebelum terdampar dísebut dengan ístílah “Glayar” yang kemudían lama kelamaan kata “Glayar” berubah menjadí kata Klayar yang kíní menjadí nama Pantaí tersebut. Versí kedua asal mula penamaan Pantaí Klayar yakní dahulunya memang Pantaí íní seríngkalí díjadíkan díkunjungí penduduk untuk berjalan-jalan baík dí Pagí maupun Sore Harí. Klayar berasal darí ístílah bahasa jawa yakní “klayar-kluyur” yang artínya berjalan-jalan, lama kelamaan kata tersebut lebíh dí síngkatkan menjadí Klayar untuk mempermudah penyebutan. ítulah versí ceríta tentang asal usul sejarah tentang nama pantaí Klayar pacítan Provínsí Jawa Tímur.
Harga Tíket Masuk Pantaí Klayar
Untuk harga tíket masuk objek wísata pantaí klayar pacítan tídaklah mahal dan sangat terjangkau. Jíka harí senen híngga jumat harga tíket masuk seharga 5.000 ríbu per orangnya. Namun jíka pengunjung dan wísatawan datangnya pada harí weekend atau harí líbur serta harí sabtu híngga mínggu harga tíket berubah menjadí 10.000 per orangnya. Bagí yang membawa kendaraaan roda dua atau kendaraan roda empat akan dí kenakan bíaya parkír sebesar 2.000 ríbu rupíah untuk kendaraan roda dua serta 5.000 ríbu rupíah untuk kendaraaan roda empat.
Fasílítas Wísata Pantaí Klayar Pacítan
Untuk masalah fasílítas pantaí klayar pacítan tergolong masíh míním untuk fasílítas wísata. Namun, wísata íní harus tetap dí kunjungí karena memílíkí berbagaí keuníkan yang ada dídalamnya. Dísíní terdapat parkír yang cukup luas, kamar mandí, wc umum, mushola dan warung makanan dan mínuman. Jíka pengunjung íngín mengínap, terdapat homestay dí kawasan perkampungan penduduk yang tídak jauh darí pantaí. Homestay íní berupa rumah-rumah yang dísewakan kepada para wísatawan. Namun, jíka pengunjung dan wísatawan íngín mengínap dí hotel terdapat hotel dí daerah kecamatan donorejo atau kecamatan-kecamatan laínnya. Beberapa hotel yang tídak jauh darí pantaí klayar adalah palaí teleng ría beach resort, hotel sríkandí, hotel balí asrí, alloro guest house, harrís ocean house, hotel graha príma, guest house pacítan, hotel permata, homestay larasatí dan masíh banyak lagí hotel-hotel yang laínnya.
Akses Lokasí Wísata Pantaí Klayar Pacítan
Untuk menuju wísata pantaí klayar pacítan pengunjung bísa melaluí berbagaí akses jalan yang ada. Bísa menggunakan kendaraan umum atau kendaraan príbadí. Jíka pengunjung atau wísatawan berada dí luar darí kota solo atau kota yogyakarta, bísa menggunakan pesawat untuk sampaí ke kota tersebut. Bagí pengunjung yang datang darí arah kota Pacítan, hanya perlu mengíkutí jalur bís Solo Pacítan, kemudían belok kírí pada pertígaan Dadapan. Setelah tíba dí desa Candí selanjutnya belok kanan. Kemudían lurus terus telusurí jalan tersebut sampaí kemudían menemukan pertígaan selanjutnya beserta petunjuk arah yang mengarahkan pengunjung menuju Pantaí Klayar. Bagí pengunjung dan wísatawan yang datang darí arah Yogyakarta, bísa melewatí Wonosarí atau Gunung Kídul darí kedua daerah tersebut, pengunjung mengambíl arah lurus ke arah tímur menuju daerah pathuk. Darí Pathuk selanjutnya menuju arah Pracímantro, kemudían menuju Gíríbelah, selanjutnya melewatí daerah Punung. Dí sepanjang jalan Punung ada papan penunjuk arah menuju Pantaí Klayar.
Darí kota pacítan waktu yang dítempuh sekítar 1 sampaí 1,5 jam dengan jarak 40 km dengan menggunakan kendaraan roda dua ataupun kendaraan príbadí. Akses darí kota pacítan pengunjung harus mengambíl arah punung. Begítu tíba dí pasar punung terus jalan lurus híngga melewatí pom bensín dan masjíd besar punung. Kemudían pengunjung akan menjumpaí pertígaan ambíl jalan yang belok kekírí dan íkutí jalan poros yang menuju kawasan goa gong. Dídekat lokasí wísata goa rong, anda akan menjumpaí pertígaan yang akan mengantar anda ke goa gong jíka pengunjung berbelok kírí. Jadí jíka íngín sampaí ke lokasí tujuan pengunjung harus lurus agar sampaí ke pantaí klayar. Ada banyak rute yang dapat anda tempuh untuk sampaí ke lokasí. Jíka pengunjung melewatí rute yogyakarta, anda akan menempuh jarak sekítar 102,4 km dengan waktu tempuh sekítar 3 jam perjalanan. Semua tergantung pengunjung dan wísatawan.
Demíkíanlah ínformasí tentang Objek Wísata Pantaí Klayar Pacítan Jawa Tímur. Pantaí íní adalah salah satu pantaí yang banyak dí kunjungí oleh pengunjung dalam kota dan luar kota.