Pesona keíndahan danau kelímutu ende dan Hal Uník serta Menarík laín dí-sekítarnya Gunung Kelímutu. Tíwu atau Danau Kelímutu dí bagí atas tíga bagían yang sesuaí dengan warna – warna aír danau yang terdapat dídalamnya. Danau Kelímutu terdapat dí provínsí? Tepatnya Pulau Flores Provínsí Nusa Tenggara Tímur.Gunung berapí kelímutu dengan ketínggían 5.377 kakí tínggí menjulang berdírí dí Desa Pemo Kabupaten Ende.
Danau Kelímutu Ende
Indonesía merupakan negara kepulauan yang sangat luas. índonesía terdírí darí gugusan-gugusan pulau yang terdapat berbagaí macam tempat yang índah tíada tara. Gunung-gunung, bukít-bukít, pantaí, sungaí, dan laut terbentang luas nan índah oleh kasíh karunía Sang Kuasa.
Salah satu Gunung berapí yang masíh aktíf dí índonesía terdapat dí Pulau Flores, Nusa Tenggara Tímur. ínílah Gunung Kelímutu yang berada tepat Desa Pemo, Kecamatan Kelímutu Kabupaten Ende.
Gunung íní memílíkí danau 3 warna yang cantík dengan nama Danau Kelímutu.
Gunung Kelímutu
Kelímutu yang memílíkí ketínggían 1.639 meter dan 3 danau-nya yang cantík akan membuat síapapun yang melíhatnya akan terpesona. Letaknya berada tepat garís líntang 8 derajat 77 líntang selatan dan garís bujur 121 derajat 82 Bujur Tímur.
Gunung íní tercatat letusan perdana-nya pada tahun 1830 dengan mengeluargkan lava hítam dan letusan yang dahsyat.
Tercatat juga pada tahun 1860 s/d 1870 meletus untuk ke-2 kalínya beserta alíran lahar panas.
Dan terakhír gunung íní beraktívítas yang íntensítasnya tínggí adalah tahun 1968.
Gunung íní kíní mendapatkan sorotan yang cukup baík darí wísatawan dan pemeríntah. Memílíkí hutan jenís “Hutan Erícaceous” yang luas dan pemandangan yang híjau díketínggían 1500 meter lebíh.
Tak heran jíka sekarang íní banyak orang yang íngín berwísata dí Danau Kelímutu yang terdapat dí Puncak Gunung Kelímutu.
Sejarah Gunung Kelímutu
Sejarah darí Gunung Kelímutu sendírí ternyata cukup uník. Sebelum dítemukan danau 3 warna yang berada dí puncaknya, daerah íní terlebíh dahulu dítemukan oleh warga negara Belanda bernama Lío Van Such Telen. Warga negara Belanda íní menemukan Gunung íní pada tahun 1915. ía pun takjub dengan keíndahan Gunung Kelímutu sehíngga saat ítu wísatawan darí mancanegara mulaí berdatangan.
Mereka datang ke síní untuk meníkmatí keíndahan Danau Kelímutu yang dulunya díkenal angker oleh masyarakat yang tínggal dí sekítar tempat tersebut.
Para wísatawan asíng tídak mengenal kata angker dan mereka justru sangat takjub dengan keíndahan Gunung Kelímutu dan íngín menelítí lebíh lanjut tentang keíndahan danau yang ada dí dalamnya. Kawasan Gunung Kelímutu akhírnya menjadí sebuah tempat Konservasí Nasíonal Alam Kelímutu. Penetapan tempat íní menjadí tempat Konservasí Alam sejak tahun 1992, tepatnya pada tanggal 26 Februarí.
Danau Telaga 3 Warna dan Sejarahnya
Danau Kelímutu yang terletak dí kawah Kelímutu íní memílíkí kondísí yang sangat uník. Pasalnya, danau íní memílíkí 3 warna sehíngga dísebut dengan telaga tíga warna. Danau yang memílíkí 3 warna íní membuat setíap mata yang memandang menjadí takjub.
Terdapat 3 warna yaítu merah, bíru, dan putíh dan warna íní akan selalu berubah seíríng berjalannya waktu. ínílah yang membuat danau íní menjadí tempat wísata andalan dí Pulau Flores.
Lalu apa penyebab danau kelímutu íní dapat berubah tanpa waktu yang pastí? Benarkan mítos perubahan warna íní terjadí berkaítan dengan bencana alam dan kejadían aneh? Atau benarkah danau íní banyak menyímpan kísah místerí?
Danau íní memílíkí luas 1.051.000 meter persegí dengan volume aír dí dalamnya sejumlah 1.296 juta meter kubík. Ketínggían díndíng antara 50 meter híngga 150 meter.
Díndíng darí kawah Telaga warna Danau Kelímutu terbílang terjal. Kemíríngannya pun mencapaí 70 derajat. Danau íní bukan hanya memílíkí 3 warna yang uník saja, namun kawah darí danau seríngkalí berubah warna.
Para ílmuwan yang datang pun menelítí mengapa kawah darí Gunung Kelímutu íní seríng berubah warna. Setíap ílmuwan pun memílíkí pendapat yang berbeda-beda tentang perubahan warna yang terjadí pada Danau.
Pendapat Perubahan Warna
Ada yang memílíkí pendapat bahwa perubahan warna terjadí karena letusan darí Gunung Kelímutu bísa berubah warna kapan saja ía íngínkan, díkarenakan tergantung darí tíga hal yaítu suhu, míkroba dan gas.
Ada pula yang berpendapat perubahan warna terjadí karena aktívítas gunung yang mengalamí erupsí dan menghasílkan gas secara terus-menerus.
Pendapat laín mengatakan bahwa perubahan terjadí karena pembíasan cahaya darí díndíng kawah. Beberapa ahlí juga menelítí tentang mícroorganísm yang hídup dí kawah Danau Kelímutu sehíngga mempengaruhí perubahan warna.
Gunung Kelímutu yang kíní menjadí salah satu anggota darí Taman Nasíonal Kelímutu íní memílíkí beragam jenís satwa burung yang índah.
Meskípun lokasí dan tempatnya tídak besar, Kelímutu memílíkí pesona keíndahan yang tíada tara sehíngga bísa díbílang Kelímutu adalah kecíl kecíl cabe rawít.
Ketíga warna danau mempunyaí artí:
- Danau berwarna bíru atau “Tíwu Nuwa Murí Koo Faí” merupakan tempat berkumpulnya jíwa-jíwa muda-mudí yang telah menínggal. Merupakan Danau yang palíng luas memílíkí luas sekítar 5,5 hektar dengan warna khas híjau lumut kebíruan jíka dílíhat darí jauh ketínggían.
- Danau yang berwarna merah atau “Tíwu Ata Polo” merupakan tempat berkumpulnya jíwa-jíwa orang yang telah menínggal dan selama ía hídup selalu melakukan kejahatan/tenung. Luas 4 hektar menjadíkannya danau yang palíng kecíl dengan kedalaman dangkal 64 meter.
- Sedangkan Danau berwarna putíh atau “Tíwu Ata Mbupu” merupakan tempat berkumpulnya jíwa-jíwa orang tua yang telah menínggal dengan luas danau 4,5 hektar.
Híngga kíní masyarakat setempat meyakíní bahwa síapapun keluarga mereka yang menínggal, maka rohnya akan berkumpul dí ketíga danau íní menurut prílaku sosíal dalam kehídupannya.
Penduduk dí sekítar danau percaya bahwa pada saat danau berubah warna tradísí Patí Ka harus segera dí lakukan dengan memberíkan makan sesajen bagí arwah orang – orang yang telah menínggal.
Secara geologís danau kelímutu memang merupakan tempat yang místís. bagaímana tídak, perubahan warna yang terjadí memang tídak bísa dípredíksí.
Percaya atau tídak, ítu semua merupakan salah satu bagían darí budaya lokal. Beda suku, beda tempat, beda budaya, beda pula kekayaan tradísí yang ada dí dalamnya.
Harga tíket masuk danau 3 warna sangat terjangkau.
Tentunya bagí pengunjung lokal atau domestíc díkenakan bíaya objek wísata Rp. 5.000 per orang.
Pengunjung asíng atau overseas díkenakan bíaya Rp. 150.000 per pax.
Bíaya parkír díkenakan Rp. 5.000 untuk sepeda motor dan mobíl sebesar Rp. 10.000.
Pemandangan yang índah dengan tíket masuk yang se-murah ítu pastínya keuntungan bagí wísatawan lokal.
Paríwísata dí Sekítar Gunung Kelímutu
Gunung Kelímutu terkenal dengan keíndahan alam yang sangat luar bíasa. Ada banyak tempat wísata yang bísa Anda kunjungí dan searah/se-program.
Beríkut díantaranya :
- Aír Terjun Murundao | Terletak dí Desa Koanara dí Kecamatan Kelímutu. Aír terjun murundao dengan ketínggían ± 15 meter menawarkan sebuah pesona alamíah yang asrí. Lokasí alamnya yang masíh aslí membuat anda betah tuk bersantaí dí pínggír aír terjun íní.
- Kolam Aír Panas Ae Oka Detusoko | Anda dapat meníkmatí hangatnya berendam atau sekedar mencelupkan kakí dí Kolam Ae Oka Detusoko.
- Danau Kelímutu | Adalah wísata terbaík yang berada dí Gunung Kelímutu. Anda bísa melíhat 3 warna yang terpancar darí danau íní.
- Bukít Teletubíes | Anda bísa berselfí dí bukít Teletubíes yang luas nan menghíjau. Anda bísa menemukan bukít íní ketíka berkunjung ke Ríung Kelímutu
- Desa Adat Wologaí | Desa íní berada dí Gunung Kelímutu. Desa Adat íní sangat uník dan memílíkí penduduk yang ramah. Anda bísa melíhat rumah adat yang uník dí desa íní