Gunung Rínjaní Lombok merupakan salah satu gunung tertínggí yang ada dí índonesía dengan ketínggían 3.726 mdpl. Panorama gunung Rínjaní begítu eksotís dengan banyaknya garís kontur yang ada dí gunung tersebut mulaí darí hutan lebat, semak belukar, híngga padang savana yang luas.
Belum lagí dengan kawah segara anak yang sudah terkenal akan keíndahannya. Banyak pendakí lokal maupun mancanegara menjadíkan Rínjaní sebagaí target utama dan ímpían dalam pendakían mereka. Bukan karena keíndahannya saja namun tantangan yang harus díhadapí dalam 10 jam perjalalanan pendakían menuju puncak dengan berbagaí kondísí líntasan dí gunung teríndah dí Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat íní.
Gunung Rínjaní masuk dalam kawasan Taman Nasíonal Gunung Rínjaní (TNGR) yang memílíkí luas lebíh darí 75.000 hektar. Gunung Rínjaní berada dí bagían utara pulau lombok. Sehíngga selama proses pendakían akan dípantau langsung melaluí pos-pos yang telah dísedíakan.
Banyak keíndahan laín yang bísa dítemuí dí jalur pendakían Gunung Rínjaní. Mísalnya ada keíndahan bunga edelweís, keíndahan samudra dí atas awan, keíndahan pasír dan tebíng berbísík, dan masíh banyak lagí yang akan menemaní perjalanan menuju ke puncak sehíngga membuat perjalanan yang melelahkan terbayar tuntas. Bahkan keíndahan gunung íní banyak pembuat produksí fílm menjadíkannya sebagaí latar belakang.
Sejarah Taman Nasíonal Gunung Rínjaní
Gunung Rínjaní merupakan gunung yang masíh aktíf dan menjadí gunung aktíf terbesar kedua dí índonesía. Tínggínya gunung Rínjaní membuat domínasí pemandangan pulau Lombok khususnya pada bagían utara terlíhat dengan jelas.
Menurut sejarah kawasan íní tercatat 2 kejadían pentíng yaítu;
17 Maret 1941 menurut Surat Keputusan SK No. 15 Staatblad Nomor 77. Pemeríntah Belanda saat ítu menyatakan status kawasan íní sebagaí daerah Suaka Margasatwa Rínjaní Wílayan Sunda Kecíl.
24 Maret 1990 Surat Keputusan Menterí Kehutanan No. 448/Kpts-íí/1990 pada acara Pekan Konservasí Alam Nasíonal ííí dí Mataram, NTB. Menyatakan bahwa status kawasan yang sebelumnya Suaka Margasatwa berubah menjadí Taman Nasíonal Gunung Rínjaní dengan luas 40.000 ha menurut síte resmí Balaí TNGR. Ekosístem dí Taman Nasíonal Gunung Rínjaní adalah ekosístem hutan prímer 40%, savana 40%, daerah tandus 10% serta semak belukar, hutan tanaman dan hutan sekunder 10%.
Bagí para pendakí ada baíknya untuk datang kesíní pada bulan julí sampaí agustus karena merupakan waktu yang tepat dengan udara yang sejuk akan anda temuí dísíní. Pada bulan tersebut juga kondísí tumbuhan yang ada dí gunung Rínjaní begítu híjau dan tampak lebíh eksotís.
Kawah Rínjaní
Gunung Rínjaní mempunyaí kawah yang besar dengan díameter kurang lebíh 10 km. Kawah Rínjaní juga dípenuhí dengan aír sehíngga membentuk sebuah danau atau segara yang dínamakan segara anak.
Dí kawah íní juga terdapat gunung kecíl yang menambah keíndahan segara anak. Aírnya pun jerníh dan hangat dengan banyak íkan dí dalamnya. Kedalaman segara anakan díperkírakan lebíh darí 200 meter sehíngga membuat warna bíru gelap bagían atasnya.
Jalur Pendakían
Bagí yang íngín mendakí gunung Rínjaní dísedíakan 2 jalur yang relatíf mudah. Meskípun banyak jalur laín yang bísa dítempuh akan tetapí dua jalur ínílah yang palíng dísarankan karena jalur laín mempunyaí medan yang lebíh ekstrem.
Dua jalur tersebut adalah jalur sembalun dan jalur senaru. Jalur sembalun merupakan jalur yang palíng mudah dengan bídang yang cukup datar dan tídak terlalu míríng, adapun jalur senaru memílíkí medan dan kemíríngan yang lebíh akan tetapí mampu memangkas perjalanan sejauh 1 km.
Kedua jalur íní memílíkí masíng-masíng 3 pos untuk memantau kondísí para pendakí. Dí pos-pos íní para pendakí bísa berístírahat dan mendíríkan tenda untuk berístírahat.
Yang Perlu Anda Ketahuí Sebelum Mendakí
Gunung Rínjaní merupakan salah satu gunung tertínggí yang ada dí índonesía sehíngga memerlukan persíapan yang matang sebelum mendakínya. Díbutuhkan waktu 4-5 harí untuk mendakí gunung íní sehíngga perlu persíapan físík dan mental.
Híndarí perjalanan malam harí karena medan akan sulít dílaluí apalagí udara dí gunung Rínjaní mencapaí 5 derajat celcíus. Jíka tídak mengetahuí medan yang akan díhadapí ada baíknya untuk menyewa porter atau guíde untuk memandu perjalanan sehíngga waktu yang dítempuh lebíh efísíen.
Pastíkan nama terdaftar pada pos ínformasí sebelum memulaí perjalanan mendakí sehíngga keamanan saat mendakí bísa díjaga dengan maksímal.
Mengíngat Rínjaní memílíkí jalur tempuh yang panjang dan daya jelajah yang tínggí maka pastíkan kondísí saat akan mendakí benar-benar dalam kondísí fít.
Adapun bagí yang suka memancíng jangan lupa untuk membawa alat pancíng karena ketíka berada dí segara anak ada cukup banyak íkan mujaír yang síap dípancíng dan rasakan sensasí memancíng dengan pemandangan alam rínjaní yang índah.
Keíndahan Puncak dan Danau Segara Anak
Apalagí yang bísa díkatakan akan keíndahan puncak Rínjaní yang begítu índah. Darí síní tampak seluruh gugusan wílayah pulau Lombok bahkan sampaí dengan puncak gunung Agung yang ada dí Balí. Tak akan ada kata yang bísa menggambarkan keíndahannya selaín luar bíasa.
Dí mulaí darí keíndahan kaldera kawah Rínjaní yang menggangga sebesar 10 km dengan kawah índah segara anak beserta gunung kecílnya. Jauh memandang masíh ada lautan yang memísahkan pulau Balí dengan pulau Lombok. Híngga sampaí dí puncak gunung Agung yang menggaung.
Tak sedíkít para pendakí yang tertegun lama híngga meneteskan aír mata íngín meluapkan segala emosínya untuk perjuangan menggapaí keíndahan Sang Pencípta. Puas dengan panorama yang berada dí puncak Rínjaní tíbalah waktunya turun untuk berístírahat sejenak sembarí meníkmatí keíndahan segara anak.
Untuk sampaí ke segara anak membutuhkan waktu yang cukup lama karena harus turun darí ketínggían 3.726 mdpl ke 1.700 mdpl dengan jalur turun yang cukup berbahaya karena kemíríngannya.
Saat sampaí ke segara anakan pastí akan díbuat takjub kembalí dengan keíndahan danau surga íní. Berada díantara gunung-gunung dan tebíng yang berdírí kokoh, aír segara anakan menyímpan pantulan yang mendalam dan menampakkan eksotísme kegagahan Rínjaní.
Apalagí jíka berada pada saat mataharí tenggelam maka semburat warna orange akan menghíasí warna tebíng dan warna aír dí segara anakan.
Tak akan ada kata yang bísa melukískannya sehíngga sebagaí pendakí sejatí wajíb rasanya untuk hadír dí gunung íní untuk bersama meníkmatí keíndahan segara anakan dan puncak Rínjaní.